Rasulullah menceritakan bagaimana kondisi Al Qomah. Ibu itu tak menunjukkan reaksi apa pun bahkan menyumpahinya. Setelah Rasulullah berdialog dengan ibu Al Qomah, barulah beliau memahami ternyata ibu itu memiliki sakit hati pada putranya. Setelah berkeluarga, Al Qomah tidak lagi memperhatikan hak-hak ibunya. Dengan bujukan Rasulallah, akhirnya hati ibu itu luluh juga serta memaafkan putranya. Dengan ketulusan hati ibunya memaafkan kesalahannya, akhirnya Al qomah bisa mengucapkan dua kalimat syahadat serta meninggal dunia dengan khusnul khotimah.
Subhanallah……kisah diatas yaitu pelajaran dan hikmah yang sangat berharga untuk kita sebagai seorang anak untuk lebih berhati-hati dalam menjaga hubungan kita dengan orang tua kita khususnya ibu kita. Kesalahan sekecil apapun menurut pandangan kita ternyata bisa berdampak besar untuk diri kita saat ibu kita tak ridho pada apa yang kita perbuat.
Kisah itu juga menunjukkan begitu dalamnya kasih seorang ibu. Dengan alasan apa pun, jauh dilubuk hatinya yang paling dalam tak ada kata benci pada anaknya sekalipun seorang ibu terdholimi oleh perilaku anaknya.
Dalam bebrapa kisah yang lain, baik kisah nyata ataupun dongeng, kedasyatan doa seorang ibu dapat mengalahkan urusan apapun di dunia ini. Karena dalam keridhoan seorang ibu pada anaknya sudah pasti ada ridho Allah. Bahkan keridhoan Allah pada orang yang memuliakan ibunya tak pernah mendatangkan kerugian, malahan bakal membuahkan keberuntungan baik di dunia maupun diakhirat.
Kisah pemuda yang hidup didalam kubah terbuat dari batu permata di dasar samudra pada jaman Nabi Sulaiman (baca cerita ba’da isya’) yaitu bukti bahwa Allah memberikan kenikmatan yang luar biasa pada anak yang berbakti pada ibunya. Tidak ada doa yang tidak dikabulkan oleh Allah dari seorang ibu yang ridho pada anaknya. Dengan kata lain doanya seorang ibu sangat “manjur” serta bakal menentukan hari esok anaknya.
AMAL TERBAIK DALAM HABLUMMINANNAS
Begitu urgennya perkara ini (berbakti pada orang tua), dalam Al Qur’an surat Al Baqarah : 83 perintah ihsan (baik) pada orang tua mendiami posisi kedua sesudah perintah beribadah pada Allah atau larangan mempersekutukan Allah. Bahkan juga Allah meletakkan perintah terima kasih pada orang tua sesudah terima kasih pada Allah (QS. Luqman : 14).
Tingginya kedudukan berbakti pada orang tua menyebabkan durhaka pada orang tua termasuk dalam dosa besar kedua setelah syirik (HR. Bukhari serta Muslim)
Pembaca yang budiman, siapapun serta apa pun jabatan kita saat ini apakah kita seorang pengusaha sukses, pejabat tinggi, direktur,entertainment dll, status kita sebagai seorang anak tidak akan pernah berubah dimata ibu kita. Dibalik kebesaran diri kita, kita tetaplah sebagai seorang anak yang sampai kapanpun membutuhkan seorang ibu. Sadar ataupun tak sadar, jadi apa kita saat ini yaitu karena peran, hasil ikhtiar serta doa orang tua kita dalam membesarkan, mengasuh serta mendidik kita selama ini.
Kesuksesan kita jadi seorang pribadi unggul adalah kerja keras orang tua kita dalam cetak diri kita. Tanpa tekad dan semangat orang tua dalam membina anak-anaknya, kita ini tak memiliki arti apa pun dihadapan manusia maupun Allah.
Pengorbanan orang tua tidak akan pernah sebanding dengan pengorbanan yang kita lakukan untuk mereka. Sebesar apa pun harta yang kita keluarkan, akan tidak pernah dapat menggantikan cucuran keringat serta kelelahan orangtua kita.
Begitu naifnya, kesibukan kita pada berbagai urusan kerap menyebabkan kita tak dapat jadi pelayan yang terbaik buat orang tua kita, khususnya dihari-hari tuanya, meskipun sebenarnya selama ini mereka selalu siap melayani kita kapanpun, disaat longgar ataupun sempit, sulit maupun suka.
Yang lebih mengagumkan, dihari tuanya itu dimana tiada harta serta tenaga yang besar, mereka tak pernah berhenti untuk mendukung kesuksesan kita lewat doa-doanya, sesaat kita terkadang lupa untuk mendoakannya, kita bahkan juga terburu-buru beranjak untuk segera mengerjakan pekerjaan kita setelah menunaikan ibadah sholat. Astagfirullahaladzim….. Ya Allah… ampunilah kami yang sudah mendholimi ibu serta ayah kami….
INSAN BERTAQWA KUNCI KEBAHAGIAAN ORANG TUA
Abdurrahman bin Mas’ud pernah bertanya pada Rasulullah mengenai amal yang paling disukai oleh Allah. Rasullullah menjawab, ”Sholat pada waktunya. ”Dan setelah itu, ”berbuat baik pada orang tua”. Ini berarti kalau berbakti pada orangtua merupakan amalan terbaik ke-2 setelah sholat tepat waktu..
Kasih ibu (ayah) yg tidak terhingga pada kita tidak akan pernah terbalaskan. Tak ada sesuatu yang paling menggembirakan ibu serta ayah ketimbang lihat anaknya bisa menyenangkan hati, berbakti, taat, sopan santun serta cerdas. Begitu pula sebaliknya tiada sesuatu yang lebih menyedihkan hati mereka dari pada lihat anaknya durhaka, pembangkang, tak sopan serta bodoh.
Kesholihan diri kita yaitu penghibur hati sekaligus jadi penolong bagi ibu ayah (kelak saat mereka meninggal) kita. Dengan predikat kita saat ini, tanpa pangkat “sholih” cuma bakal menyengsarakan ibu ayah kita. Kita bakal selalu jadi beban untuk hari tua mereka.
Pembaca yang budiman, yakinlah, saat kita berbuat baik pada ibu ayah kita, Allah pasti akan menjadikan anak-anak kita kelak berbuat baik juga pada kita. Kebahagiaan yang kita berikan kepada ibu ayah kita saat ini, kelak akan kita tuai dengan kebahagiaan yang akan diberikan oleh anak-anak kita. Keikhlasan kita merawat serta mengasihi ibu ayah kita bakal membuahkan keikhlasan anak-anak kita dalam merawat serta mengasihi kita. Sungguh…. Allah yang rahman serta rahim yaitu Maha Adil…
“Allahu robbi…ampunilah kami yang sampai saat ini belum dapat membahagiakan ibu ayah kami. Lindungilah ibu ayah kami dalam naungan kasih sayangmu yang Maha Luas serta masukkanlah mereka dalam surgaMu yang berlimpah kenikmatan serta kebahagiaan yang abadi”