Pondok Pesantren ini Dilengkapi Perpustakaan
Dakwah Syariah | Pondok pesantren terkadang masih dianggap sebagai tempat yang hanya mempelajari ilmu agama. Anggapan tersebut saat ini harus dibuang jauh-jauh karena tidak semua pondok pesantren hanya mengajarkan ilmu agama saja.
Salah satu pondok pesantren yang sangat dikenal di wilayah Balikpapan, Kalimantan Timur yaitu Ponpes Al-Mujahidin.
Ponpes Al-Mujahidin ini memiliki berbagai fasilitas yang sangat lengkap sehingga membuat kegiatan para santri menjadi tidak monoton dan menjenuhkan. Hal ini tentunya sangat berdampak positif atas aktivitas para santri di Ponpes Al-Mujahidin tersebut.
Salah satu fasilitas yang ada di Ponpes Al-Mujahidin ini yaitu disediakanya fasilitas Perpustakaan. Melalui fasilitas Perpustakaan ini para santri di Ponpes Al-Mujahidin bisa belajar membaca buku-buku yang tidak berisi buku agama saja tapi juga belajar tentang buku-buku berisi pengetahuan umum, dan lain-lain.
Selain memiliki fasilitas perpustakaan di Ponpes Al-Mujahidin ini juga disediakan fasilitas lengkap lainya seperti; asrama, dapur umum, masjid, ruang kelas, laboratorium fisika, kimia, biologi, bahasa, dan komputer.Selain fasilitas tersebut diatas, di Ponpes Al-Mujahidin juga tersedia pula lapangan sepak bola, basket, voli, dan bulutangkis. Maupun fasilitas lain seperti wartel, warnet, mini laundry, bahkan mini market sendiri. “Ekstrakurikuler ini untuk mengembangkan diri para santri,” kata Mas’ud, sebagaimana dikutip dari kaltimpost.co.id (12/7/14).
Meski Ramadhan, kata dia, aktivitas ekstrakurikuler tak berhenti. Seperti Pramuka, bela diri tapak suci, jurnalistik, marching band, dan agrobisnis. Setiap tahun santri senantiasa mengadakan acara tahunan berupa festival Ramadan.
Ia mengatakan, tiga tahun terakhir jumlah calon santri yang ingin mendaftar semakin meningkat. Itulah penyebab ponpes sempat menolak, karena telah terisi penuh dengan kapasitas 860 orang.
Menurutnya, ponpes tidak ingin memberatkan para santri, sehingga diberikan bantuan beasiswa bagi santri yang tidak mampu dan berprestasi. Lulusan Ponpes Al-Mujahidin banyak yang kuliah hingga ke luar pulau dengan bantuan beasiswa tersebut.
Satu guru, kata dia, mengasuh 16-20 santri. Santri dapat memilih program berupa hafalan wajib yang standar dan rutin dilakukan. Sedangkan jika santri ingin lebih memperdalam dan memaksimalkan dapat mengikuti program pilihan khusus yang dibimbing oleh mentor. Untuk study tour bagi santri kerap diadakan tiap tahun. Sedangkan bagi guru dua tahun sekali. Dengan harapan mereka memiliki pola pikir jauh lebih luas dan keterampilan lain.
Ke depan Ponpes Al-Mujahidin juga akan mengembang sistem belajar ke arah media. Dengan penggunaan laptop per santri, kata dia, pembelajaran mereka lebih praktis dan mampu menguasai multimedia. “Ini masih dikaji ulang dan persiapan serta penataan tata tertib. Sehingga proses belajar mengikuti era globalisasi,” ujarnya.