Antrian warga yang akan membeli BBM (ilustrasi). |
Deputi Bidang Statistik dan Distribusi BPS, Djamal, menyatakan asumsi tersebut berlaku bila harga BBM naik untuk semua kendaraan. “Kalau naiknya Rp 500 maka dalam langsungnya ke inflasi mencapai 0,9 persen,” katanya, Kamis (1/3). Sedangkan dampak tidak langsungnya akan mencapai 1-2 kali dari asumsi dasar.
Sementara itu, bila tarif dasar listrik (TDL) dinaikkan maka akan terjadi inflasi hingga 0,18 persen. “Ini bila asumsi TDL naik 10 persen terhadap semua pelanggan yang menggunakan listrik 450 watt,” katanya.
Namun Djamal mengaku belum menghitung potensi inflasi yang bisa terjadi bila kedua kebijakan tersebut dilakukan bersamaan di satu waktu. “Itu belum kami hitung. Tapi tentunya akan lebih tinggi lagi,” ungkapnya.
Meskipun demikian, dia berharap target inflasi yang sebesar 5,3 persen di akhir tahun bisa tercapai. “Kalau simulasinya betul. Tambahan inflasinya hanya 2 persen ditambah inflasi terakhir sebesar 3,79 persen, jadi kemungkinan masih bisa mencapai target,” katanya.
Djamal menambahkan, pemberian kompensasi BBM seperti bantuan langsung tunai (BLT) bagi masyarakat miskin penting dilakukan. Bila diberikan lumayan mengurangi dampak inflasi. Namun, bila tidak tepat sasaran bisa menimbulkan masalah baru. Misalnya, seperti pada 2005 lalu di mana yang menjadi persoalan terbesar pemberian BLT adalah tentang banyaknya masyarakat yang mengaku miskin.
Redaktur: Chairul Akhmad
Dikutip dan Ringkas Judul oleh situs Dakwah Syariah
Reporter: Fitria Andayani
Reporter: Fitria Andayani
Rating: 5