Rasulullah SAW bersabda, ''Jika umatku terlalu mengagung-agungkan dunia, maka akan diangkat dari umatku kehebatan Islam. Dan jika mereka meninggalkan amar ma'ruf nahyi munkar, maka akan terhalang keberkahan wahyu.'' (HR Abu Daud)
Kehidupan yang berkah adalah kehidupan yang senantiasa berada dalam garis dan ketentuan Allah SWT, suatu kehidupan yang mampu memberikan kekuatan kepada manusia untuk dapat memecahkan setiap persoalan yang datang menimpa. Keberkahan hidup juga tercermin dari perilaku manusia yang hanya mau berusaha mencari rezeki yang halal yang akan berdampak pada perilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam realitas, keberkahan sangat sulit diraih rakyat dan bangsa Indonesia. Kita melihat bahwa pada satu sisi bumi Indonesia adalah bumi yang sangat kaya raya, baik itu berupa kesuburan tanahnya, hasil rempah-rempah, barang tambang, hutan, hasil laut, dan lain-lain, namun pada sisi yang lain mayoritas rakyatnya berada dalam kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, keterpurukan, dan kondisi lainnya yang memprihatinkan.
Paling tidak ada dua alasan utama yang menyebabkan keberkahan hidup itu hilang atau telah diangkat oleh Allah SWT, yaitu pertama, umat Islam telah menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya, tanpa memedulikan apakah cara yang ditempuhnya benar ataukah salah. Kaum ini senang berlomba mencari jabatan tanpa mengindahkan apakah jalan yang ditempuhnya sesuai prosedur ataukah tidak.
Dapat dibayangkan seorang pejabat yang memperoleh jabatan dengan mengeluarkan sejumlah uang tertentu, maka langkah pertama yang akan dilakukannya adalah bagaimana menarik kembali uang tersebut. Dia juga akan terus memanfaatkan jabatannya untuk memperkaya diri dan mempergunakannya sebagai ''modal'' untuk mempertahankan jabatan.
Kedua, jika umat Islam telah meninggalkan kegiatan amar ma'ruf nahyi munkar. Betapa banyak orang yang mengaku beragama Islam akan tetapi perilakunya menunjukkan hal yang sebaliknya. Ketika Alquran mewajibkan wanita menutup aurat, misalnya, dia justru menjadi orang yang menentangnya karena dianggap sebagai budaya Arab semata.
Demikian pula ketika sejumlah ulama memfatwakan haramnya riba dan pornografi, dia menentangnya dengan dalih kebebasan asasi. Perilaku ini digambarkan Allah SWT dalam QS 9: 67 sebagai perilaku kemunafikan.
''Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh berbuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah lupa kepada mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.''
Jika hal ini terus dan selalu terjadi, maka keberkahan hidup hanyalah akan menjadi keinginan, cita-cita, harapan, dan impian semata. Semoga kita menjadi orang yang cepat menyadari kekhilafan dan berusaha selalu memperbaiki diri setiap waktu.
Kehidupan yang berkah adalah kehidupan yang senantiasa berada dalam garis dan ketentuan Allah SWT, suatu kehidupan yang mampu memberikan kekuatan kepada manusia untuk dapat memecahkan setiap persoalan yang datang menimpa. Keberkahan hidup juga tercermin dari perilaku manusia yang hanya mau berusaha mencari rezeki yang halal yang akan berdampak pada perilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam realitas, keberkahan sangat sulit diraih rakyat dan bangsa Indonesia. Kita melihat bahwa pada satu sisi bumi Indonesia adalah bumi yang sangat kaya raya, baik itu berupa kesuburan tanahnya, hasil rempah-rempah, barang tambang, hutan, hasil laut, dan lain-lain, namun pada sisi yang lain mayoritas rakyatnya berada dalam kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, keterpurukan, dan kondisi lainnya yang memprihatinkan.
Paling tidak ada dua alasan utama yang menyebabkan keberkahan hidup itu hilang atau telah diangkat oleh Allah SWT, yaitu pertama, umat Islam telah menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya, tanpa memedulikan apakah cara yang ditempuhnya benar ataukah salah. Kaum ini senang berlomba mencari jabatan tanpa mengindahkan apakah jalan yang ditempuhnya sesuai prosedur ataukah tidak.
Dapat dibayangkan seorang pejabat yang memperoleh jabatan dengan mengeluarkan sejumlah uang tertentu, maka langkah pertama yang akan dilakukannya adalah bagaimana menarik kembali uang tersebut. Dia juga akan terus memanfaatkan jabatannya untuk memperkaya diri dan mempergunakannya sebagai ''modal'' untuk mempertahankan jabatan.
Kedua, jika umat Islam telah meninggalkan kegiatan amar ma'ruf nahyi munkar. Betapa banyak orang yang mengaku beragama Islam akan tetapi perilakunya menunjukkan hal yang sebaliknya. Ketika Alquran mewajibkan wanita menutup aurat, misalnya, dia justru menjadi orang yang menentangnya karena dianggap sebagai budaya Arab semata.
Demikian pula ketika sejumlah ulama memfatwakan haramnya riba dan pornografi, dia menentangnya dengan dalih kebebasan asasi. Perilaku ini digambarkan Allah SWT dalam QS 9: 67 sebagai perilaku kemunafikan.
''Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh berbuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah lupa kepada mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.''
Jika hal ini terus dan selalu terjadi, maka keberkahan hidup hanyalah akan menjadi keinginan, cita-cita, harapan, dan impian semata. Semoga kita menjadi orang yang cepat menyadari kekhilafan dan berusaha selalu memperbaiki diri setiap waktu.