Kiat menggapai keberkahan: Istighfar atau bertaubat dari segala dosa
Sebagaimana halnya perbuatan dosa adalah salah satu penyebab terhalangnya rezeki dari pelakunya, maka sebaliknya, tobat dan istighfar adalah salah satu penyebab rezeki datang dan diberkahi. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Nabi Nuh 'alaihissalam kepada umatnya,
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارًا
"Maka aku katakan kepada mereka, 'Ber-istighfar-lah kamu kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirmkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (Qs. an-Nuh: 10-12).
وَأَنِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَاعًا حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ
"Dan hendaklah kamu ber-istighfar kepada Tuhanmu dan bertaubat kepadanya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya." (Qs. Huud: 3).
Berdasarkan ayat ini dan juga lainnya ulama ahli tafsir menjelaskan, bahwa di antara manfaat istighfar dan tobat adalah mendatangkan kelapangan rezeki, kebahagian hidup, terhindar dari berbagai bentuk petaka dan adzab (baca Tafsir al-Qurthuby, 9/4 dan Adhwaaul Bayan, 2/267).
Pada ayat lain dalam surat yang sama, Allah menceritakan tentang Nabi Hud 'alaihissalam bersama kaumnya,
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلاَ تَتَوَلَّوْاْ مُجْرِمِينَ
“Dan (Hud berkata), 'Hai kaumku, ber-istighfar-lah kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan atasmu hujan yang sangat deras, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (Qs. Hud: 52).
Ulama ahli tafsir menyebutkan, bahwa akibat kekufuran dan perbuatan dosa kaum 'Aad, mereka ditimpa kekeringan dan kemandulan, sehingga tidak seorang wanitapun yang bisa melahirkan anak. Keadaan ini berlangsung selama beberapa tahun lamanya. Oleh karena itu, Nabi Huud 'alaihissalam memerintahkan mereka untuk bertobat dan ber-istighfar, karena dengan keduanya Allah akan menurunkan hujan, dan mengaruniai mereka anak keturunan (baca Tafsir ath-Thabary, 15/359 dan Tafsir al-Qurthuby, 9/51).
Penulis: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Baderi, M.A
Sebagaimana halnya perbuatan dosa adalah salah satu penyebab terhalangnya rezeki dari pelakunya, maka sebaliknya, tobat dan istighfar adalah salah satu penyebab rezeki datang dan diberkahi. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Nabi Nuh 'alaihissalam kepada umatnya,
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارًا
"Maka aku katakan kepada mereka, 'Ber-istighfar-lah kamu kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirmkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (Qs. an-Nuh: 10-12).
وَأَنِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَاعًا حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ
"Dan hendaklah kamu ber-istighfar kepada Tuhanmu dan bertaubat kepadanya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya." (Qs. Huud: 3).
Berdasarkan ayat ini dan juga lainnya ulama ahli tafsir menjelaskan, bahwa di antara manfaat istighfar dan tobat adalah mendatangkan kelapangan rezeki, kebahagian hidup, terhindar dari berbagai bentuk petaka dan adzab (baca Tafsir al-Qurthuby, 9/4 dan Adhwaaul Bayan, 2/267).
Pada ayat lain dalam surat yang sama, Allah menceritakan tentang Nabi Hud 'alaihissalam bersama kaumnya,
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلاَ تَتَوَلَّوْاْ مُجْرِمِينَ
“Dan (Hud berkata), 'Hai kaumku, ber-istighfar-lah kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan atasmu hujan yang sangat deras, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (Qs. Hud: 52).
Ulama ahli tafsir menyebutkan, bahwa akibat kekufuran dan perbuatan dosa kaum 'Aad, mereka ditimpa kekeringan dan kemandulan, sehingga tidak seorang wanitapun yang bisa melahirkan anak. Keadaan ini berlangsung selama beberapa tahun lamanya. Oleh karena itu, Nabi Huud 'alaihissalam memerintahkan mereka untuk bertobat dan ber-istighfar, karena dengan keduanya Allah akan menurunkan hujan, dan mengaruniai mereka anak keturunan (baca Tafsir ath-Thabary, 15/359 dan Tafsir al-Qurthuby, 9/51).
Penulis: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Baderi, M.A