Perkataan dan perbuatan adalah dua hal yang berbeda, dan keduanya merupakan juga hal yang penting untuk diperhatikan.
Hal ini sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'ala :
“Wahai orang-orang beriman, mengapa engkau mengatakan apa yang tidak engkau lakukan. Amat besar kemurakaan di sisi Allah, kamu mengatakan apa yang tidak kamu lakukan”. (As Shaff 61 :2-3).
Hal ini sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'ala :
“Wahai orang-orang beriman, mengapa engkau mengatakan apa yang tidak engkau lakukan. Amat besar kemurakaan di sisi Allah, kamu mengatakan apa yang tidak kamu lakukan”. (As Shaff 61 :2-3).
Ayat ini dimulai dari seruan Allah kepada orang beriman, yaitu mereka yang beriman dengan konsepsi rukun iman. Dalam konteks rukun iman hal yang berkaitan dengan ucapan adalah, berkatalah yang baik dan bermanfaat, sesunguhnya Allah mendengar perkataan setiap hamba-Nya, jangan berkata-kata yang mengandung kemaksiatan, kedustaan, mencari kesalahan orang lain, menfitnah, mengadu domba, berbohong, bersumpah palsu, kata-kata yang mengandung kesombongan, dan masih banyak hal lainnya.
Sedangkan penjelasan lainnya mengenai perkataan, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda ;
Dari Abu Hurairoh rodhiallohu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Perkataan melalui hadits diatas juga menjelaskan hubungan antara perkataan dan juga pertanggungjawabannya di hari akhir nanti. Jika perkataan harus diperhatikan, maka apalagi sebuah tindakan (perbuatan) yang merupakan satu kesatuan dari perkataan seseorang. Dan ketika keduanya tidak selaras, maka amat besarlah kemurkaan Allah pada orang tersebut, karena hal itu termasuk dalam salah satu tanda-tanda orang yang munafik.
Dalam proses pemilihan pemimpin, sudah bukan merupakan hal yang aneh jika para calon pemimpin yang memberikan janji-janji mereka. Melalui hal yang tertulis yang secara tidak langsung merupakan gambaran dari setiap perkataan mereka. Kita hanya berharap, bahwa apa yang mereka tulis dalam kampanye mereka adalah benar adanya, jangan sampai mereka termasuk ke dalam golongan manusia yang dimurkai oleh Allah, hanya karena lantaran kepentingan dunia, mereka memberikan janji yang indah, yang pada kenyataannya, tidak sesuai dengan tindakan mereka.
Persoalannya adalah, akan seperti apakah jadinya sebuah negeri, jika para pemimpinnya adalah orang-orang yang dimurkai oleh Allah subhanahu wa ta'ala yaitu mereka yang dengan sangat mudah mengobral kata-kata, tanpa ada tindak lanjut yang kongkrit dari ucapan mereka.
Mudah-mudahan tulisan sederhana ini dapat memberikan inspirasi bagi kita dalam memilih pemimpin, dan mudah-mudahan para pemimpin yang kita bersedia dipimpin olehnya adalah mereka yang termasuk ke dalam golongan manusia yang di sayangi oleh Allah, bukan mereka yang dimurkai Allah, karena ucapan dan perbuatan mereka tidak selaras. Dan yang perlu di ingat adalah, kita semua adalah pemimpin sesuai dengan apa yang Allah amanahkan kepada kita…
Wallahu'alam.