KETAHUILAH ..!!! Siapakah Orang Cerdas Menurut Rasulullah ??? Seperti Apakah Kepribadiannya ??? Baca dan Bantu Share Ya...

Orang yang cerdas adalah orang yang mengetahui persis arah dan tujuan hidupnya, kemudian ia pandai mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk tujuan hidupnya tersebut. Maka, jika akhir kesempatan bagi manusia untuk beramal adalah kematian, mengapa orang-orang yang cerdas tidak mempersiapkannya?
Ibnu Umar radhiyallaahu ‘anhuma berkata, “Suatu hari aku duduk bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang lelaki dari kalangan Anshar, kemudian ia mengucapkan salam kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang mukmin yang paling utama?’ Rasulullah menjawab, ‘Yang paling baik akhlaqnya’. Kemudian ia bertanya lagi, ‘Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?’. Beliau menjawab, ‘Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas.’ (HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy. Syaikh Al Albaniy dalam Shahih Ibnu Majah)

itulah salah satu hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar Ra tentang ciri-ciri orang yang cerdas menurut Rasulullah dalam Hadist tersebut sudah jelas bahwa orang yang cerdas  adalah orang paling banyak mengingat mati, dan mempersiapkan untuk menghadapi kematian tersebut. kita semua sudah mengetahui bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti dan pasti akan kita hadapi maut tersebut oleh karenanya marilah kita senang tiasa mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dengan memperbanyak amalan-amalan atau ibadah kita kepada Allah SAW.

Sayyidina Umar Bin Khattab pernah berkata : ” Cukuplah Kematian menjadi penasihat bagimu”

lantas bagaimana cara kita untuk senang tiasa mengingat kematian itu berikut adalah beberapa faktor yang dapat menginngatkan kita kematian Menjenguk orang sakit.


Ziarah Kubur karena Nabi Muhammad SAW bersabda : “Berziarah kuburlah kalian sesungguhnya itu akan mengingatkan kalian pada akhirat” (HR. Ahmad dan Abu Daud dan dishahihkan oleh Al Albani).
mengunjungi mayit ketika dimandikan dan melihat proses pemandiannya
menyaksikan proses sakaratul maut dan membantu mentalqin, mengantar jenazah, menyolatkan, dan ikut menguburkannya.

Membaca Al Qur’an, terutama ayat-ayat yang mengingatkan kepada kematian dan sakaratul maut. Seperti firman Allah Ta’ala yang artinya, “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya” (QS. Qaaf : 19)

Merenungkan uban dan penyakit yang diderita, karena keduanya merupakan utusan malaikat maut kepada seorang hamba. Merenungkan ayat-ayat kauniyah yang telah disebutkan Allah Ta’ala sebagai pengingat bagi hamba-hambaNya kepada kematian. Seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, badai, dan sebagainya.

Menelaah kisah-kisah orang maupun kaum terdahulu ketika menghadapi kematian, dan kaum yang didatangkan bala’ atas mereka, lantas apa manfaat atau faedah yang kita dapatkan apabila kita senangtiasa mengingat kematian :
memotivasi untuk mempersiapkan diri sebelum terjadinya kematian
memendekkan angan-angan, karena panjang angan-angan merupakan sebab utama kelalaian
menjadikan sikap zuhud terhadap dunia, dan ridha dengan bagian dunia yang telah diraih walaupun sedikit

Sebagai motivasi berbuat ketaatan
sebagai penghibur seorang hamba tatkala memperoleh musibah dunia mencegah dari berlebih-lebihan dan melampaui batas dalam menikmati kelezatan dunia.

Memotivasi untuk segera bertaubat dan memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat. Melembutkan hati dan mengalirkan air mata, mendorong semangat untuk beragama, dan mengekang hawa nafsu.

Menjadikan diri tawadhu’ dan menjauhkan dari sikap sombong dan zhalim dan
memotivasi untuk saling memaafkan dan menerima udzur saudaranya.

Semoga apa yang kita baca diatas bisa menjadi renungan buat kita agar kita pandai-pandai mempersiapkan diri untuk menghadapi yang namanya kematian dan semoga tulisan diatas bisa bermanfaat buat kita semua yang membacanya.


BAGIKAN KE ORANG TERDEKAT ANDA
ONE SHARE ONE CARE

Sekilas tentang penulis : Aksara Tanpa makna

Dakwah Islam, Kebenaran Islam, Islam Toleran