Soal 1 : Apakah yang dimaksud dengan Mush-haf Utsmani ?
Jawaban: Mush-haf Utsmani adalah mush-haf dari ayat-ayat Allah yang dikumpulkan kaum Muslimin pada zaman khilafah (pemerintahan) shahabat Utsman bin ‘Affan . Yang demikian disebabkan pada saat meninggalnya Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, Al-Qur’an dalam keadaan belum terkumpul menjadi mush-haf.
Al-qur’an pada waktu itu terdapat di dada-dada kaum muslimin, pelepah-pelepah daun kurma, batu putih yang tipis dan halus, dan yang lainnya.
Kemudian dikumpulkan pada khilafahnya shohabat Abu Bakar Ash-Shidiq ketika terbunuhnya sebagian besar para shahabat Rasulullah yang qurro’ (hafal Al-Qur’an), yaitu pada saat terjadinya peperangan Yamamah. (Sebagaimana hadits yang dikeluarkan Imam Bukhari no. 4986). Kemudian pada zamannya Khalifah Utsman bin ‘Affan dikumpulkan karena sabda Rasulullah (artinya) :
“Sesungguhnya Al-Quran diturunkan dengan tujuh huruf”
Pada waktu itu kaum Muslimin membaca Al-Qur’an dengan huruf-huruf yang berbeda. Perbedaan dialek/logat dalam membaca Al-Qur’an menyebabkan terjadinya perselisihan pada pasukan-pasukan kaum muslimin di daerah-daerah Islam. Para pimpinan pasukan tersebut khawatir akan terjadi fitnah. Mereka menulis risalah kepada Khalifah Utsman bin ‘Affan tentang apa yang terjadi sehingga diperintahkanlah para shahabat untuk mengumpulkan mush-haf.
Disatukanlah bacaan-bacaan Al-Qur’an menjadi satu huruf (bahasa), yaitu dengan bahasa Quraisy. Bahasa Quraisy dipilih karena bahasa yang paling mulia, bahasa yang digunakan oleh Rasulullah, bahasa yang paling tinggi kedudukan tata bahasanya dan bahasa yang paling suci/bersih di negara Arab. Dikumpulkanlah mush-haf-mush-haf menjadi satu mush-haf yaitu dengan bahasa Quraisy dan yang selainnya dibakar. Maka, kaum muslimin bersatu di atas satu mush-haf. Sampai kepada kita Mush-haf Al-Qur’an Utsmany dengan nukilan yang mutawatir. Tidak ada perbedaan/perselisihan sedikitpun dalam nukilan tersebut. Bahkan mush-haf Al-Qur’an yang disebut sebagai Mush-haf Utsmany akan tetap terpelihara di atas pemeliharaan Allah ّ sampai hari kiamat. Di sana masih terdapat bacaan-bacaan yang keluar dari Mush-haf Utsmani dan bacaan tersebut shahih dari Rasulullah .
Diterjemahkan Oleh Al Ustadz Abu ‘Isa Nurwahid dari Kitab Majmu’As Ilah.
Jawaban: Mush-haf Utsmani adalah mush-haf dari ayat-ayat Allah yang dikumpulkan kaum Muslimin pada zaman khilafah (pemerintahan) shahabat Utsman bin ‘Affan . Yang demikian disebabkan pada saat meninggalnya Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, Al-Qur’an dalam keadaan belum terkumpul menjadi mush-haf.
Al-qur’an pada waktu itu terdapat di dada-dada kaum muslimin, pelepah-pelepah daun kurma, batu putih yang tipis dan halus, dan yang lainnya.
Kemudian dikumpulkan pada khilafahnya shohabat Abu Bakar Ash-Shidiq ketika terbunuhnya sebagian besar para shahabat Rasulullah yang qurro’ (hafal Al-Qur’an), yaitu pada saat terjadinya peperangan Yamamah. (Sebagaimana hadits yang dikeluarkan Imam Bukhari no. 4986). Kemudian pada zamannya Khalifah Utsman bin ‘Affan dikumpulkan karena sabda Rasulullah (artinya) :
“Sesungguhnya Al-Quran diturunkan dengan tujuh huruf”
Pada waktu itu kaum Muslimin membaca Al-Qur’an dengan huruf-huruf yang berbeda. Perbedaan dialek/logat dalam membaca Al-Qur’an menyebabkan terjadinya perselisihan pada pasukan-pasukan kaum muslimin di daerah-daerah Islam. Para pimpinan pasukan tersebut khawatir akan terjadi fitnah. Mereka menulis risalah kepada Khalifah Utsman bin ‘Affan tentang apa yang terjadi sehingga diperintahkanlah para shahabat untuk mengumpulkan mush-haf.
Disatukanlah bacaan-bacaan Al-Qur’an menjadi satu huruf (bahasa), yaitu dengan bahasa Quraisy. Bahasa Quraisy dipilih karena bahasa yang paling mulia, bahasa yang digunakan oleh Rasulullah, bahasa yang paling tinggi kedudukan tata bahasanya dan bahasa yang paling suci/bersih di negara Arab. Dikumpulkanlah mush-haf-mush-haf menjadi satu mush-haf yaitu dengan bahasa Quraisy dan yang selainnya dibakar. Maka, kaum muslimin bersatu di atas satu mush-haf. Sampai kepada kita Mush-haf Al-Qur’an Utsmany dengan nukilan yang mutawatir. Tidak ada perbedaan/perselisihan sedikitpun dalam nukilan tersebut. Bahkan mush-haf Al-Qur’an yang disebut sebagai Mush-haf Utsmany akan tetap terpelihara di atas pemeliharaan Allah ّ sampai hari kiamat. Di sana masih terdapat bacaan-bacaan yang keluar dari Mush-haf Utsmani dan bacaan tersebut shahih dari Rasulullah .
Diterjemahkan Oleh Al Ustadz Abu ‘Isa Nurwahid dari Kitab Majmu’As Ilah.